Joe Biden: Presiden AS yang Menentukan Arah Kebijakan Global

Joe Biden, Presiden ke-46 Amerika Serikat, mengambil alih tampuk kekuasaan pada Januari 2021 setelah melalui sebuah pemilu yang penuh tantangan dan ketegangan. Menghadapi kondisi negara yang terpecah akibat pandemi COVID-19, krisis ekonomi, dan ketegangan politik domestik, Biden dihadapkan pada tantangan besar dalam memulihkan citra negara serta menentukan arah kebijakan global Amerika Serikat. Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun di dunia politik, termasuk sebagai Wakil Presiden di bawah Presiden Barack Obama, Biden memasuki Gedung Putih dengan janji untuk mengembalikan “normalitas” dan mengembalikan Amerika pada peran kepemimpinan global.

Latar Belakang dan Karier Politik

Joseph Robinette Biden Jr. lahir pada 20 November 1942 di Scranton, Pennsylvania. Ia tumbuh dalam keluarga kelas menengah dan memulai karier politiknya pada usia muda. Setelah menyelesaikan pendidikan hukum di Syracuse University, Biden terpilih menjadi anggota Senat Amerika Serikat pada tahun 1972, mewakili negara bagian Delaware. Pada usia 29 tahun, ia menjadi salah satu senator termuda dalam sejarah Amerika Serikat. Selama lebih dari tiga dekade, Biden dikenal sebagai anggota Senat yang mengutamakan bipartisanship (kerjasama antarpartai) dan memiliki reputasi sebagai pembicara yang fasih serta diplomat handal.

Pada tahun 2008, Biden terpilih sebagai Wakil Presiden di bawah Barack Obama, dan selama dua periode kepemimpinan Obama, ia memainkan peran penting dalam banyak kebijakan domestik dan luar negeri, termasuk dalam penanganan krisis keuangan, kebijakan luar negeri di Timur Tengah, serta reformasi sistem kesehatan melalui Affordable Care Act. Pengalaman panjang ini membuat Biden sangat dihormati di dunia politik, dan pada 2020, ia memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat.

Pemilu 2020: Menyatukan Negara yang Terpecah

Pemilu Presiden AS 2020 adalah salah satu pemilu yang paling kontroversial dan penuh gejolak dalam sejarah modern. Biden, yang mencalonkan diri dari Partai Demokrat, menghadapi petahana Presiden Donald Trump, yang mewakili Partai Republik. Pemilu ini digelar di tengah pandemi COVID-19 yang mengubah cara pemilihan, dengan meningkatnya penggunaan surat suara dan pemungutan suara jarak jauh. Meskipun Trump menantang hasil pemilu dan mengklaim adanya kecurangan, Biden akhirnya memenangkan pemilu dengan mengumpulkan lebih dari 270 suara elektoral dan memperoleh lebih dari 81 juta suara populer, menjadikannya presiden dengan perolehan suara terbanyak dalam sejarah AS.

Salah satu pesan utama dalam kampanye Biden adalah menyatukan kembali bangsa yang terpecah. Biden berjanji untuk membawa Amerika keluar dari polarisasi politik yang semakin tajam, mengurangi ketegangan rasial, dan menyembuhkan luka sosial yang muncul selama masa pemerintahan Trump. Ia juga berjanji untuk menghadapi pandemi dengan lebih serius dan mengimplementasikan kebijakan yang berbasis sains.

Menangani Pandemi COVID-19

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Biden setelah dilantik adalah penanggulangan pandemi COVID-19. Pandemi ini telah menewaskan lebih dari 600.000 orang di AS pada saat Biden menjabat, dan ekonomi negara hancur akibat pembatasan sosial dan penutupan bisnis. Biden segera meluncurkan program vaksinasi massal dengan tujuan untuk memvaksinasi 100 juta orang dalam 100 hari pertama pemerintahannya, yang berhasil dicapai lebih cepat dari yang diperkirakan.

Biden juga menandatangani American Rescue Plan, sebuah paket stimulus senilai $1,9 triliun untuk memberikan bantuan langsung kepada keluarga, mendukung bisnis kecil, dan memperkuat program vaksinasi. Program ini juga mencakup dana untuk memperbaiki infrastruktur kesehatan masyarakat yang terdampak pandemi. Langkah-langkah ini dianggap penting untuk membantu AS pulih dari dampak besar COVID-19.

Kebijakan Dalam Negeri: Ekonomi dan Sosial

Di dalam negeri, Biden melanjutkan perjuangan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Amerika melalui kebijakan sosial yang lebih progresif. Salah satu kebijakan utama yang diajukan adalah Infrastruktur Bill yang bertujuan untuk memperbarui dan meningkatkan infrastruktur fisik dan digital negara, dari jalan raya hingga jaringan internet broadband. Rencana ini diharapkan menciptakan jutaan lapangan kerja dan mempercepat pemulihan ekonomi pasca-pandemi.

Biden juga sangat menekankan pentingnya kesetaraan rasial, mengingat ketegangan rasial yang semakin meningkat di bawah pemerintahan sebelumnya. Ia berjanji untuk menghadapi ketidakadilan rasial dengan memprioritaskan kebijakan yang berfokus pada reformasi kepolisian, peningkatan akses pendidikan, serta memperbaiki kesenjangan ekonomi bagi komunitas kulit hitam dan minoritas lainnya.

Sementara itu, Biden berusaha memperkuat program kesejahteraan sosial, termasuk peningkatan jaminan kesehatan melalui perluasan Obamacare dan mendukung pengurangan biaya pengobatan dan pendidikan. Namun, banyak dari kebijakan sosialnya yang mengalami hambatan di Senat, terutama karena partai Republik menentang banyak dari kebijakan ini.

Kebijakan Luar Negeri: Mengembalikan Kepemimpinan Global

Biden menganggap Amerika Serikat sebagai pemimpin dunia dalam banyak aspek, terutama dalam demokrasi dan hak asasi manusia. Salah satu prioritas kebijakan luar negeri pertama Biden adalah untuk mengembalikan hubungan internasional yang lebih kooperatif, terutama dengan sekutu-sekutu tradisional AS yang merasa terpinggirkan selama masa kepemimpinan Trump.

Biden mengumumkan kembalinya Amerika ke dalam Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim dan berjanji untuk memimpin dalam memerangi perubahan iklim global. Dalam kebijakan luar negeri, Biden juga berusaha memperbaiki hubungan dengan NATO, serta mengambil langkah-langkah untuk menghadapi tantangan dari China dan Rusia, yang dianggap sebagai ancaman bagi stabilitas internasional.

Salah satu keputusan besar Biden di bidang luar negeri adalah penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan, yang memicu kontroversi besar. Setelah dua dekade intervensi militer, keputusan untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan pada Agustus 2021 mengakhiri salah satu konflik paling lama dalam sejarah AS. Meskipun kebijakan ini diambil dengan niat untuk mengakhiri keterlibatan AS di negara tersebut, penarikan yang terburu-buru dan kekacauan yang terjadi setelahnya menimbulkan kritik internasional dan domestik.

Tantangan dan Kritik

Biden, meskipun sangat dihormati di luar negeri, juga menghadapi tantangan besar dalam negeri. Banyak pihak yang mengkritik ketidakmampuan pemerintahannya untuk mencapai konsensus dalam sejumlah kebijakan besar, terutama terkait reformasi kesehatan dan kebijakan imigrasi. Partai Republik yang mengontrol sebagian besar Senat menentang banyak dari agenda progresif Biden, yang membuatnya sulit untuk memajukan undang-undang besar melalui Kongres.

Selain itu, kebijakan luar negeri Biden, khususnya terkait dengan Afghanistan dan penanganan ketegangan dengan Rusia, juga mendapat kritik. Beberapa pihak menilai bahwa kebijakan luar negeri Biden terlalu berhati-hati dan tidak cukup menunjukkan kekuatan Amerika di panggung dunia.

Warisan dan Pengaruh Global

Joe Biden mewarisi negara yang terpecah dan berada dalam krisis kesehatan, sosial, dan ekonomi yang luar biasa. Namun, dengan kebijakan yang lebih diplomatis, bertanggung jawab, dan berbasis pada konsensus, Biden berusaha mengembalikan Amerika Serikat sebagai pemimpin global yang stabil dan dapat diandalkan. Keberhasilan dalam menangani pandemi, kebijakan infrastruktur, serta kepemimpinan dalam perubahan iklim dapat menjadi bagian dari warisan besar Biden.

Biden juga dikenal karena kemampuannya membangun hubungan internasional yang erat dengan sekutu-sekutu AS, yang akan membantu memperkuat posisi Amerika di masa depan. Meskipun penuh tantangan, masa kepresidenan Biden menunjukkan bahwa Amerika Serikat sedang dalam perjalanan untuk memperbaiki dirinya sendiri dan kembali ke panggung dunia sebagai kekuatan yang memprioritaskan kolaborasi dan kemajuan global.

Kesimpulan

Joe Biden adalah presiden yang berfokus pada memulihkan kedamaian dan stabilitas domestik serta memperbaiki posisi Amerika Serikat di dunia internasional. Meskipun menghadapi banyak tantangan, baik dalam negeri maupun luar negeri, Biden tetap berkomitmen untuk membawa perubahan positif bagi negaranya dan dunia. Melalui kebijakan progresifnya, ia berusaha untuk menanggapi krisis global yang ada, sambil mempertahankan nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia yang menjadi ciri khas kepemimpinan Amerika Serikat.

https://ws.efile.ltbcms.jus.gov.on.ca

http://anzac100.nzherald.co.nz/

https://reports.sonia.utah.edu

https://articulator.avadent.com

http://users2.imagechef.com/index.html

https://analytics-api.mnp.ca

https://analytics-api-staging.mnp.ca

https://ellitest-nj.hms.com

https://sostenibilidad.fasecolda.com

https://m.boersenmedien.de

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *